Jumat, 06 Januari 2012

Kandungan QS. Az-Zukhruf Ayat 87


Surah Az-Zukhruf Ayat 87

  وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ ۖ فَأَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ

surah / surat : Az-Zukhruf Ayat : 87
wala-in sa-altahum man khalaqahum layaquulunna allaahu fa-annaa yu/fakuuna
87. Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah )?,

Surah Az-Zukhruf
(Arab: الزخرف , "Perhiasan") adalah surah ke-43 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah makkiyah, terdiri atas 89 ayat. Dinamakan Az-Zukhruf yang berarti Perhiasan karena kata Az-Zukhruf yang terdapat pada ayat 35 pada surah ini. Ayat ini menegaskan bahwa harta tidak dapat dijadikan dasar untuk mengukur tinggi rendahnya derajat seseorang, karena harta itu merupakan hiasan kehidupan duniawi, bukan berarti kesenangan akhirat.

 

Kandungan Surah Az-Zukhruf

  • Keimanan  : Al Quran berasal dari Lauhul Mahfuzh, Nabi Isa a.s. itu tidak lain hanyalah seorang hamba Allah, Pengakuan Nabi Isa a.s. bahwa Allah-lah Tuhan yang sebenarnya, Menggambarkan bagaimana kesenangan di dalam surga dan hebatnya penderitaan orang kafir di dalam neraka, Penegasan bahwa Allah tidak mempunyai anak
  • Hukum : Perintah Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w supaya menjauhi orang-orang yang tidak beriman.
  • Kisah-kisah : Kisah Nabi Ibrahim a.s., Musa a.s. dan Isa a.s. sebagai perbandingan bagi Nabi Muhammad dan sebagai penawar sewaktu menghadapi kesulitan dalam melakukan da'wah
  • Lain-lain : Pengakuan orang musyrik Mekkah bahwa Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi, tetapi mereka tetap menyembah berhala, Kepercayaan mereka bahwa malaikat adalah anak Allah dan penolakan atas kepercayaan yang salah itu, Muhammad s.a.w sebagai rasul mendapat ejekan dan celaan-celaan dari kaumnya dan hal ini adalah biasa, karena rasul-rasul sebelumnya juga mengalami hal yang sama, Orang-orang musyrik sangat kuat berpegang kepada tradisi dan adat istiadat nenek moyang mereka dalam beragama, sehingga tertutup hati mereka untuk menerima kebenaran.

Kandungan QS. Thaaha Ayat 14

Surah Thaaha Ayat 14

  إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

surah / surat : Thaahaa Ayat : 14
innanii anaa allaahu laa ilaaha illaa anaa fau'budnii wa-aqimi alshshalaata lidzikrii
14. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.

Surah Thaa Ha
(Arab: طه , Tā-Hā, "Ta Ha") adalah surah ke-20 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 135 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah. Surah ini dinamai Ta Ha, diambil ayat pertama surah ini. Sebagaimana juga yang lazim terdapat pada surah-surah yang memakai huruf-huruf abjad pada permulaannya, di mana huruf tersebut seakan-akan merupakan pemberitahuan Allah kepada orang-orang yang membacanya, bahwa sesudah huruf itu akan dikemukakan hal-hal yang sangat penting diketahui, maka demikian pula halnya dengan ayat-ayat yang terdapat sesudah huruf Ta Ha dalam surah ini. Allah menerangkan bahwa Al-Quran merupakan peringatan bagi manusia, wahyu dari Allah, Pencipta semesta alam. Kemudian Allah menerangkan kisah beberapa orang nabi; akibat-akibat yang telah ada akan dialami oleh orang-orang yang percaya kepada Allah dan orang-orang yang mengingkari-Nya, baik di dunia maupun di akhirat.

 

Kandungan Surah Thaaha

  1. Keimanan: Al Quran adalah peringatan bagi manusia terutama bagi orang-orang yang bertakwa; Musa AS langsung menerima wahyu dari Allah, tanpa perantaraan Jibril; Allah bersmayam di 'Arsy, mengetahui sesuatu yang samar dan yang lebih samar; keadaan orang berdosa dihimpunkan di hari kiamat; syafa'at tidak bermanfaat di hari kiamat, kecuali syafa'at dari orang-orang yang dapat izin dari Allah.
  2. Hukum-hukum: Perintah mengerjakan sholat dan keutamaan waktu-waktunya; kewajiban menyuruh keluarga melakukan sholat.
  3. Kisah-kisah: Kisah Musa AS dan Harun AS dalam menghadapi Fir'aun dan Bani Israil, kisah Nabi Adam AS dan iblis.
  4. Dan lain-lain: Perintah Allah kepada Nabi Muhammad SAW supaya dia meminta tambahan ilmu kepada Allah sekalipun sudah menjadi rosul; Allah tidak akan mengazab sesuatu kaum sebelum diutus rosul kepada mereka; jangan terpengaruh oleh kesenangan kehidupan dunia.

Kandungan QS. Adz-Dzariyat Ayat 56

Surah Adz-Dzariyat Ayat 56

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

 surah / surat : Adz-Dzaariyat Ayat : 56
wamaa khalaqtu aljinna waal-insa illaa liya'buduuni
56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Surah Adz-Dzariyat
(Arab: الذاريات ,"Angin Yang Menerbangkan") adalah surah ke-51 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah yang terdiri atas 60 ayat. Dinamakan Adz-Dzariyat yang berarti Angin Yang Menerbangkan diambil dari perkataan Adz-Dzariyat yang terdapat pada ayat pertama surah ini.
Kandungan QS. Adz Dzariyat ayat 56
Surat Adz dzariyat ayat 56 mengandung makna bahwa semua makhluk Allah, termasuk jin dan manusia diciptakan oleh Allah SWT agar mereka mau mengabdikan diri, taat, tunduk, serta menyembah hanya kepada Allah SWT. Jadi selain fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi (fungsi horizontal), manusia juga mempunya fungsi sebagai hamba yaitu menyembah penciptanya (fungsi vertikal), dalam hal ini adalah menyembah Allah karena sesungguhnya Allah lah yang menciptakan semua alam semesta ini.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT agar menyembah kepadanya. Kata menyembah sebagai terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun (taat, tunduk, patuh). Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa manusia merupakan hamba Allah yang harus tunduk mengikuti kehendaknya, baik secara sukarela maupun terpaksa.

·         Ibadah muhdah (murni), yaitu ibadah yang telah ditentukan waktunya, tata caranya, dan syarat-syarat pelaksanaannya oleh nas, baik Al Qur’an maupun hadits yang tidak boleh diubah, ditambah atau dikurangi. Misalnya shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya.

·         Ibadah ‘ammah (umum), yaitu pengabdian yang dilakuakn oleh manusia yang diwujudkan dalam bentuk aktivitas dan kegiatan hidup yang dilaksanakan dalam konteks mencari keridhaan Allah SWT

·         Keimanan Bagaimana keadaan orang-orang yang beriman di dalam syurga sebagai balasan ketaatan bagi orang yang bertakwa,Manusia dan jin dijadikan Allah untuk beribadah kepada-Nya, Allah sebagai pemberi rezki,Neraka sebagai balasan bagi orang- orang kafir. Larangan mempersekutukan Allah dengan selain-Nya, Perintah berpaling dari orang-orang musyrik yang berkepala batu dan memberikan peringatan dan pengajaran kepada orang-orang mukmin, Pada harta kekayaan seseorang terdapat hak orang miskin

Jadi, setiap insan tujuan hidupnya adalah untuk mencari keridhaan Allah SWT, karena jiwa yang memperoleh keridhaan Allah adalah jiwa yang berbahagia, mendapat ketenangan, terjauhkan dari kegelisahan dan kesengsaraan bathin. Sedangkan diakhirat kelak, kita akan memperoleh imbalan surga dan dimasukkan dalam kelompok hamba-hamba Allah SWT yang istimewa. Selama hidup di dunia manusia wajib beribadah, menghambakan diri kepada Allah. Seluruh aktivitas hidupnya harus diarahkan untuk beribadah kepadanya. Islam telah memberi petunjuk kepada manusia tentang tata cara beribadah kepada Allah. Apa-apa yang dilakukan manusia sejak bangun tidur sampai akan tidur harus disesuaikan dengan ajaran Islam.


Kandungan QS. Al-Fatihah Ayat 5

Surah Al-Fatihah Ayat 5

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

surah / surat : Al-Fatihah Ayat : 5
iyyaaka na'budu wa-iyyaaka nasta'iinu
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah [6], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. [7]

[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.

[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.

Al-Fatihah
(Arab: الفاتح , al-Fātihah, "Pembukaan") adalah surah pertama dalam al-Qur'an. Surah ini diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat. Al-Fatihah merupakan surah yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap di antara surah-surah yang ada dalam Al-Qur'an. Surah ini disebut Al-Fatihah (Pembukaan), karena dengan surah inilah dibuka dan dimulainya Al-Quran. Dinamakan Ummul Qur'an (induk Al-Quran/أمّ القرءان) atau Ummul Kitab (induk Al-Kitab/أمّ الكتاب) karena dia merupakan induk dari semua isi Al-Quran. Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang/السبع المثاني) karena jumlah ayatnya yang tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam salat.

Kandungan Al-Fatihah
Surat al-Fatihah merupakan surat yang paling agung dalam al-Quran. Untaian kalimatnya ringkas, namun kandungan maknanya begitu luas. Seorang muslim yang taat membacanya setiap hari minimal tujuh belas kali di shalatnya. Sejak kecil hingga detik ini entah sudah berapa ratus atau ribu kali kita membacanya. Tapi yang menjadi pertanyaan,: sudahkah kita memahami mutiara indah yang dikandungnya, sehingga kita bisa menggapai kekhusyu’an shalat, yang itu salah satunya bersumber dari peresapan kita akan makna bacaan shalat.
1. Kandungan tauhid atau akidah
Pelajaran tauhid dalam surat mulia ini amat beragam. Di antaranya: pujian terhadap Allah Jalla wa ‘Ala, sebagaimana dalam ayat kedua, ketiga dan keempat: الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ . مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Yang Maha pengasih lagi Maha penyayang. Penguasa hari pembalasan).
Kemudian, pengenalan tentang Allah Tabaraka wa Ta’ala melalui penjelasan beberapa namanya; Rabbul ‘âlamîn, ar-Rahmân, ar-Rahîm dan al-Malik.
Juga penegasan tentang keberhakkan Allah akan peribadatan dan penyembahan para hamba-Nya, sebagaimana dalam ayat kelima: إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (Hanya kepada-Mu lah kami beribadah dan hanya kepada-Mu lah kami memohon pertolongan)”.
2. Kandungan hukum
Hukum yang dikandung al-Fatihah antara lain: kewajiban untuk mengikhlaskan niat seluruh ibadah hanya untuk Allah semata, sebagaimana terkandung dalam ayat kelima: إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (Hanya kepada-Mu lah kami beribadah dan hanya kepada-Mu lah kami memohon pertolongan)”.
3. Kandungan nasihat
Banyak nasihat yang dikandung surat agung ini. Di antaranya:
Peringatan akan adanya hari pertanggungjawaban amalan kita semua, sebagaimana diisyaratkan dalam ayat keempat: مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (Penguasa hari pembalasan).
Motivasi untuk meniti jalan yang lurus; yakni jalannya orang-orang yang Allah karuniai kenikmatan, sebagaimana dalam ayat keenam dan ketujuh: اهدِنَا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ . صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ (Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan).
Juga peringatan dari jalan kaum yang menyimpang, sebagaimana dalam ayat ketujuh: غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ (Bukan jalan mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat).